Penerjemah

Cari

Sabtu, 12 Januari 2013

pendapatku tentangmu..

kau tahu..?
mereka bertanya tentangmu..
tentang dirimu yang sangat didamba..
kau tahu..?
pendapatku tentangmu..
pendapatku untuk mereka yang mendamba dirimu..
aku katakan pada mereka..
ketika aku memandang matamu dan engkau memandang mataku..
ada sesuatu yang tak biasa..
pada saat itu, ada perasaan aneh..
merasa kuat dan lemah pada saat bersamaan..
merasa senang dan sedih saat disampingmu..
merasa berani dan takut kehilangan dirimu..
terkadang, saat itu..
diri ini mencoba meraih atas apa yang tak bisa diraih..
disaat itu pula, diri ini hanya bisa berfikir akan menjadi yang terbaik untuk dirimu..
itulah pendapatku kepada mereka yang mendamba dirimu..
kini, semoga engkau tahu..
itulah pendapatku..
tentang dirimu..
dirimu yang kusebut, CINTA...

--------------------------
TrigunCorp





Kamis, 10 Januari 2013

Javanese 'N Japanese... Sama Indahnya... (KSATRIA PANDAWA LIMA VS BALA KURAWA)

setelah melihat langsung cosplay tokoh 'superhero' japanese, jd keinget
'superhero' Javanese kita...
kenapa ya superhero kita kalah dengan superhero luar???
jika kita bisa mengenalkan tokoh2 pahlawan kita dengan dikemas semenarik
mungkin pastilah generasi muda kita termasuk aku akan lebih mengenal
pahlawan2 yang berasal dari kebudayaan aseli Indonesia khususnya Jawa...
belajarlah dari mereka...dari orang2 Jepang, ambilah yang bermanfaat dan
yang positif dari mereka...
Ganbatte!!!


kita harus mengubah dunia...!!!

*PANDAWA LIMA...*
R. YUDIHISTIRA/ PUNTADEWA Prabu Yudhistira merupakan putra tertua Prabu
Pandudewanata ( Raja kerajaan Astina negara terbesar dalam dunia wayang )
dengan permasuri Dewi Kunti Talibrata. Perlu diketahui bahwa Prabu
Pandudewanata gugur saat para Pendawa masih anak anak. Untuk sementara hak
perwalian dipegang sang kakak ( paman Pendawa ) bernama Adipati Destarastra
yang kurang layak memimpin karena lemah dan buta. Adipati Destarastra
beristrikan Dewi Gendari yang sebetulnya lebih menyukai ayah Pendawa (
Pandudewanata ) tapi dipaksa menikah dengan kakaknya. Setelah para Pendawa
besar sayangnya oleh sang paman tahta tak dikembalikan dan justru
diserahkan pada keturunannya sendiri yaitu para Bala Kurawa dengan anak
tertua bernama Prabu Duryudana. Bala Kurawa terkenal jahat, licik,
pendendam, sombong, suka foya foya, penuh kepura puraan, mau enaknya
sendiri, mengutamakan jalan pintas dan kekerasan dalam menyelesaikan
masalah, serta sama sekali tak peduli nasib penderitaan rakyatnya. Mereka
makin menjadi jadi kengawurannya saat patih Astina dipegang Harya Sangkuni
( Sengkuni ) adik dari sang ibu Dewi Gendari. Semoga para pemimpin
Indonesia sampai kapanpun jangan seperti Bala Kurawa dan Sengkuni ini.
Prabu Yudhistira merupakan pemimpin keluarga Pandawa dan berkuasa di negara
Amarta dan kelak Astina. Ia memiliki nama lain Prabu Puntadewa, Prabu
Dwijakangka, Prabu Gunatalikrama, dan Prabu Ajathasatru. Pusaka utama Prabu
Yudhistira adalah Jimat Jamus Kalimasada ( Kalimahusada ). Pasangannya
bernama Dewi Drupadi, seorang wanita taat pada suami, tabah menerima
derita, dan tidak merayakan kegembiraan secara berlebihan. Nama putra Prabu
Yudisthira dan Dewi Drupadi yaitu Raden Pancawala. Prabu Yudhistira
memiliki sifat sabar, mengutamakan persatuan dan kesatuan, serta tak suka
memiliki musuh. Sebelum perang Baratayudha terjadi sebenarnya Prabu
Yudisthira tak pernah berperang sama sekali karena sangat cinta perdamaian.
Dengan berat hati ia menjadi panglima perang saat Baratayuda meletus demi
menegakkan kebenaran dan keadilan serta rasa tanggung jawab sebagai saudara
tertua Pandawa.

R. WERKUDARA/ BIMA Banyak bayi lelaki yang baru lahir diberi nama Bima agar
kelak bisa gagah perkasa seperti karakter sang tokoh. Memang tidak salah
karena Raden Werkudara atau Bima memiliki badan besar, kuat, dan sakti
mandraguna. Adik kandung Prabu Yudhistira ini menjadi ksatria di Jodhipati
( Njadipati ) atau Tunggul Pamenang. Ia juga terkenal jujur dan langsung
menegakkan kebenaran serta keadilan tanpa banyak pertimbangan rumit.
Gayanya lugas dengan tipe laksanakan dulu efek dipikir belakangan. Berkat
ketegasannya wilayah Amarta senantiasa aman tentram penuh kebahagiaan. Nama
lain Raden Werkudara adalah Raden Bima, Raden Bratasena, Raden Bayusutha,
dan Gundawastraatmaja. Pusaka andalannya yaitu Kuku Pancanaka, Gada
Rujakpolo, dan Gada Lambitamuka. Istri istri Raden Werkudara bernama Dewi
Nagagini, Dewi Arimbi, dan Dewi Urangayu. Dari pernikahannya dikaruniai
putra bernama Raden Antareja, Raden Gatotkaca, serta Raden Antasena. Saat
perang Baratayudha berlangsung secara gemilang Raden Werkudara berhasil
menewaskan Prabu Duryudana ( Suyudana ) pimpinan Bala Kurawa perampas hak
tahta Pandawa atas Astina. Dulunya waktu masih anak anak Prabu Duryudana
yang juga memiliki badan besar ini biasa menjadi latih tanding Raden
Werkudara.

R. ARJUNA Tokoh wayang kulit Mahabarata yang dikenal sangat tampan adalah
Raden Arjuna. Sama seperti dua saudaranya yang se ibu merupakan keturunan
Prabu Pandudewanata dan Dewi Kunti Talibrata. Ia memiliki banyak nama
antara lain Raden Janaka, Raden Premadi, Raden Pamade, Raden Dananjaya, dan
Raden Pandhutanaya. Merupakan satria di negeri Madukara. Raden Arjuna
terkenal punya banyak istri yang cantik cantik yaitu Dewi Wara Sembadra,
Wara Srikandi, Dewi Larasati, Batari Supraba, Batari Dresanala, Dewi
Sulastri, Dewi Ulupi, Dewi Purnamasidi, Dewi Gandakusuma, dan Dewi
Manohara. Selain tampan dan berbudi luhur, Raden Arjuna terkenal sakti
serta banyak mendapat pusaka dari para Dewa. Pusaka ternamanya adalah keris
Pulanggeni, panah Pasopati ( lakon Begawan Mintaraga ), dan panah Sarotama.
Para Dewa juga memberikan ia anugerah ( wahyu ) seperti Wahyu Makutharama
dan Wahyu Tohjali. Wakaupun hanya mampu merebut wadah ( warangka ) pusaka
bernama Kontajayawindanu dari tangan Raden Suryaatmaja, namun itu sudah
cukup bagi Raden Arjuna untuk memotong tali pusar keponakannya ( Raden
Gatotkaca ) pada saat dilahirkan. Saat perang Baratayudha berlangsung Raden
Arjuna menjadi senopati ( panglima perang ) sangat tangguh hingga mampu
menewaskan banyak Kurawa termasuk Prabu Karna sang senopati lawan yang juga
saudara tua Pandawa karena ibunya sama dengan ibu Arjuna. Saat sebelum
menikah dengan ayah Arjuna, Dewi Kunti sudah memiliki putra hasil
hubungannya dengan Batara Surya. Namun proses kelahiran Karna sangat tidak
lazim sebab melalui telinga agar Dewi Kunti tetap perawan hingga menikah
dengan manusia. Putra putri Raden Arjuna adalah Raden Abimanyu, Raden
Irawan, Raden Wisanggeni, Bambang Irawan, Raden Bratalaras, Bambang
Manonmanonton, Bambang Priambada, Dewi Pregiwa, Dewi Pregiwati.

R NAKULA & R. SADEWA Dalam keluarga Pandawa terdapat dua saudara kembar
dimana bentuk wayangnya sama persis yaitu Nakula dan Sadewa. Raden Nakula
merupakan kesatria dari negeri Sawo Jajar. Memiliki nama lain Tripala atau
Raden Pinten. Nama istrinya adalah Dewi Soka. Pasangan ini memiliki
keturunan bernama Dewi Pramati dan Bambang Pramusinta. Menurut kisahnya
Raden Nakula selalu mengikuti kakaknya Prabu Puntadewa ( Yudistira ). Raden
Sadewa merupakan saudara kembar Raden Nakula. Keduanya merupakan putra dari
Prabu Pandhudewanata & Dewi Madrim. Pada waktu kecil diberi nama julukan
Raden Darmagranti atau Raden Tangsen. Berkuasa atau sebagai ksatria di
wilayah Wukir Ratawu. Ia mempunyai istri bernama Dewi Padapa. Dari
pernikahannya tersebut dikaruniai putra yaitu Raden Sabekti & Raden
Dewakusuma. Dalam lakon wayang Sudamala dikisahkan Raden Sadewa berjasa
besar dalam meruwat Batari Durga ( ratu para demit ) kembali ke wujudnya
semula menjadi bidadari jelita Dewi Uma.

R. GATOT KACA Raden Gatotkaca adalah putera Raden Wrekudara yang kedua.
Ibunya seorang putri raksasa bernama Dewi Arimbi di Pringgandani. Waktu
dilahirkan Gatotkaca berupa raksasa, karena sangat saktinya tidak ada
senjata yang dapat memotong tali pusatnya. Kemudian tali pusat itu dapat
juga dipotong dengan senjata Karna yang bernama Kunta, tetapi sarung
senjata itu masuk ke dalam perut Gatotkaca, dan menambah lagi kesaktiannya.
Dengan kehendak dewa-dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak seperti bubur dan
diisi dengan segala kesaktian; karena. itu Raden Gatotkaca berurat kawat,
bertulang besi, berdarah gala-gala, dapat terbang di awan dan duduk di atas
awan yang melintang. Kecepatan Gatotkaca pada waktu terbang di awan bagai
kilat dan liar bagai halilintar. Kesaktiannya dalam perang, dapat mencabut
leher. musuhnya dengan digunakan pada saat yang penting. Gatotkaca diangkat
jadi raja di Pringgadani dan ia disebut kesatria di Pringgadani, karena
pemerintahan negara dikuasai oleh keturunan dari pihak perempuan. Dalam
perang Baratayudha Gatotkaca tewas oleh senjata Kunta yang ditujukan kepada
Gatotkaca. Ketika Gatotkaca bersembunyi dalam awan. Gatotkaca jatuh dari
angkasa dan mengenai kereta kendaraan Karna hingga hancur lebur. Gatotkaca
beristerikan saudara misan, bernama Dewi Pregiwa, puteri Raden Arjuna.
Dalam riwayat, Gatotkaca mati masih sangat muda, hingga sangat disesali
oleh sekalian keluarganya. Menurut kata dalang waktu Raden Gatotkaca akan
mengawan, diucapkan seperti berikut : Tersebutlah, pakaian Raden Gatotkaca
yang juga disebut kesatria di Pringgadani: Berjamang mas bersinar-sinar
tiga susun, bersunting mas berbentuk bunga kenanga dikarangkan berupa
surengpati. (Surengpati berarti berani pada ajalnya. Sunting serupa ini
juga dipakai untuk seorang murid waktu menerima ilmu dari gurunya bagi ilmu
kematian, untuk lambang bah.wa orang yang menerima ilmu itu takkan takut
pada kematiannya). Bergelung (sanggul) bentuk supit urang tersangga oleh
praba, berkancing sanggul mas tua bentuk garuda membelakang dan bertali
ulur-ulur bentuk naga terukir, berpontoh nagaraja, bergelang kana (gelang
empat segi). Berkain (kampuh) sutera jingga, dibatik dengan lukisan seisi
hutan, berikat-pinggang cindai hijau, becelana cindai biru, berkeroncong
suasa bentuk nagaraja, uncal diberi emas anting. Diceritakan, Raden
Gatotkaca waktu akan berjalan ia berterumpah Padakacarma, yang membuatnya
dapat terbang tanpa sayap. Bersongkok Basunanda, walaupun pada waktu panas
terik takkan kena panas, bila hujan tak kena air hujan. Diceritakan Raden
Gatotkaca menyingsingkan kain bertaliwanda, ialah kain itu dibelitkan pada
badan bagian belakang Raden Gatotkaca segera menepuk bahu dan menolakkan
kakinya kebumi, terasa bumi itu mengeram di bawah kakinya. Mengawanlah ia
keangkasa. Wayang itu diujudkan sebagai terbang, ialah dijalan kain, dari
kanan ke kiri, dibagian kelir atas beberapa kali lalu dicacakkan, ibarat
berhenti di atas awan, dan dalang bercerita pula, Tersebutlah Raden
Gatotkaca telah mengawan, setiba di angkasa terasa sebagai menginjak
daratan, menyelam di awan biru, mengisah awan di hadapannya dan tertutuplah
oleh awan di belakangnya, samar samar tertampak ia di pandangan orang.
Sinar pakaian Gatotkaca yang kena sinar matahari sebagai kilat memburunya.
Maka berhentilah kesatria Pringgadani di awan melintang, menghadap pada
awan yang lain dengan melihat ke kanan dan ke kiri. Setelah hening
pemandangan Gatotkaca, turunlah ia dari angkasa menuju ke bumi, Adipati
Karna waktu perang Baratayudha berperang tanding melawan Gatotkaca. Karna
melepaskan senjata kunta Wijayadanu, kenalah Gatotkaca dengan senjata itu
pada pusatnya. Setelah Gatotkaca kena panah itu jatuhlah Gatotkaca dari
angkasa,, menjatuhi kereta kendaraan Karna, hingga hancur lebur kereta itu.
Tersebut dalam cerita, Raden Gatotkaca seorang kesatria yang tak pernah
bersolek, hanya berpakaian bersahaja, jauh dari pada wanita. Tetapi setelah
Gatotkaca melihat puteri Raden Arjuna, Dewi Pregiwa, waktu diiring oleh
Raden Angkawijaya, Raden Gatotkaca jatuh hati lantaran melihat puteri itu
berhias serba bersahaja. Berubah tingkah Raden. Gatotkaca ini diketahui
oleh ibunya (Dewi Arimbi) dengan sukacita dan menuruti segala permintaan
Raden Gatotkaca. Kemudian puteri ini diperisteri Raden Gatotkaca.

*SERATUS KEGELAPAN BALA KURAWA...*
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra,
menginginkan seratus putera. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang
pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun
setelah lama ia mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu
kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi
frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa
persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa
kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan
memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama
satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam
setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana,
diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.
Seluruh putera-putera Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah.
Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putera Pandu, saudara
tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan
saudara tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa,
terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura.
Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di
Kurukshetra.
Setelah pertarungan ganas berlangsung selama delapan belas hari, seratus
putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putera
Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur
dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para Korawa.
Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima.
Yuyutsu adalah satu-satunya putera Dretarastra yang selamat dari
pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia
melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para
leluhurnya.

*inspirasi dari acara cosplay, artikel dari beberapa sumber...