Penerjemah

Cari

Senin, 24 Februari 2014

sebenarnya, kita lebih miskin dari pengemis..

judul di atas jika kita logika, semua orang pasti akan mengerti apa maksud yang terkandung di dalamnya. namun kadang, hati nurani manusia mudah iba kepada pengemis yang dijumpainya di jalan, tanpa pikir panjang kita merogoh dompet sekedar memberi 500 perak, 1000 perak, 2000 perak maupun lebih.
jika kita hitung secara matematis, "pendapatan" seorang pengemis bisa jadi jauh lebih besar dari orang-orang yang memberinya tadi. semisal dalam satu jam pengemis menemui 20 orang baik dan mereka rata-rata memberi 500 perak, maka dalam satu jam saja pengemis mendapat "penghasilan" 10.000 perak (10K). itu baru satu jam, belum sehari maka mereka mendapat 10K x 20 jam = 200.000 perak (200K). bayangkan, dalam sehari mendapat nominal 200K. maka dalam sebulan mendapat rata-rata 200K x 26 hari (4 hari libur *mungkin) = 5,2 juta. sekali lagi bayangkan, para pengemis "berpenghasilan" 5 juta tiap bulannya. *ini belum ditambah "penghasilan" dihari besar lainnya.

dan berapakah penghasilan kita selama sebulan?? apakah kita masih iba terhadap mereka? ataukah seharusnya mereka (baca: pengemis) yang kasihan terhadap kita??



menjadi pilihan kita masing-masing, membiarkan mereka terbelenggu dalam kemalasan dengan memberi mereka sekedar 500 perak?? menurut saya pribadi, jauh lebih baik jika sedikit rejeki yang ada kita bagi kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan, kepada mereka yang sungguh-sungguh bekerja dan berkarya meski dalam kekurangan.

(tulisan ini saya buat karena ada banyak sekali dalam sehari pengemis yang bertandang di toko kami. kalau dihitung-hitung minimal ada 5 orang yang mengemis)

ada jalan yang lebih bijaksana daripada memberi iba kepada para pengemis.




sedikit tulisan untuk kita renungkan bersama.

Jumat, 14 Februari 2014

ketika Gunung Kelud menyapa..

Malam tadi, 13 Februari 2014 kurang lebih pukul 22:49 WIB. Dentuman yang cukup keras terdengar di sekitaran rumah, pada awalnya saya kurang menghiraukan suara itu. Namun, suara itu terdengar lagi berulang kali hingga kaca-kaca jendela rumah bergetar. Saya melihat sekilas berita di televisi dan ternyata Gunung Kelud tengah menyapa Indonesia. Sungguh besar kuasa-Nya yang hingga sapaan Gunung Kelud terdengar hingga Yogyakarta. Tak bisa saya bayangkan keadaan warga masyarakat sekitaran Gunung Kelud. Suara gemuruh dan hujan abu yang menyelimuti pasti lebih dahsyat dari yang saya rasakan di sini.

Pagi tadi, waktu subuh hujan abu menyelimuti. alam raya menjadi satu warna, abu-abu. ketebalan tercatat hingga 1-5 cm, bahkan mataharipun tertutup debu hingga pukul 7 pagi. jarak pandang tak lebih dari 5 meter bahkan ada saat kurang dari 1 meter.

Kendaraan berlalu lalang dengan pelan untuk keselamatan, orang-orang memakai masker demi kesehatan. Sungguh, suasana ini mengingatkan saya saat Gunung Merapi meletus beberapa tahun yang lalu. Namun, keadaan saat ini bisa dibilang lebih buruk daripada saat Gunung Merapi meletus dahsyat.

Tak terbantahkan, semua ini adala kuasa-Nya, agar kita manusia lebih bijaksana dan lebih dekat kepada-Nya.

Bukan menyangkut pautkan, namun mari kita renungkan;

Malam tadi, 13 Februari;
Surat ke 13 ayat 2, "Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (Makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (Kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."

Tahun 2014;
Surat ke 20 ayat 14, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."

Pukul 22:49 WIB dan seterusnya;
Surat ke 22 ayat 49-50, Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepadamu. Maka orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia."

Ayat-ayat di atas sudah saya kroscek dalam Al-Quran. Bukan dengan ilmu "cocoklogi" tapi karena memang Al-Quran adalah sumber berita.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadid : 22)

Rasulullah SAW bersabda:

"Dan barangsiapa mengatakan tentang Al-Qur'an dengan pendapatnya, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka." [HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas]

"Barangsiapa mengatakan tentang Al-Qur`an dengan pendapatnya, maka dia tetap salah walaupun pendapatnya benar." [HR. Turmudzi dari Jundub bin Abdillah]

Mari sikapi dengan bijaksana tentang apa-apa yang telah terjadi.

Kami di sini, hanya mampu berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamin.