Penerjemah

Cari

Jumat, 20 Mei 2022

APRESIASI KEPADA ANAK

Hampir setiap pagi, terutama hari Jumat Yahya selalu membantu saya mempersiapkan agenda Nasi Gratis Jogja. Tentunya sesuai kapasitas anak usia 3 tahun. Seperti membantu menata 1 - 2 menu atau membawakan kantong berisi menu makan. Lebih tepatnya diseret 😅 Namun setidaknya nalar seorang balita sudah terasah sejak dini untuk membantu kegiatan orang tuanya.

Setelah selesai menata menu Gratis NGJ, Yahya selalu minta untuk di foto. Dengan rambut istimewanya dan senyum lebar mata sipitnya, membuat agenda harian bersama Nasi Gratis Jogja terasa menyenangkan. Apalagi setelah lihat hasil fotonya, Yahya selalu riang gembira.

Sebagai bentuk terimakasih dan apresiasi saya kepada anak karena telah membantu, kemudian saya belikan satu karton susu kotak, dengan catatan untuk stok satu bulan. Agar melatih anak disiplin dan mengontrol diri dalam meminum susu kotak tersebut untuk tidak boros.

Prinsip saya adalah apresiasi itu wajib ditunjukkan kepada anak, ketika anak melakukan hal-hal baik sekecil apapun itu. Tidak selalu berwujud benda, namun bisa sebuah ucapan terimakasih, ucapan selamat, pelukan ataupun lainnya yang bisa menumbuhkembangkan rasa percaya diri pada sang anak. Rasa untuk ingin dihargai itu selalu ada di setiap manusia, maka dari itu mari kita selaku orang tua jangan sungkan untuk menghargai dan sesekali menunjukkan apresiasi terhadap kegiatan positif anak - anak kita sejak dini.

Minggu, 29 Maret 2020

KEUTAMAAN MEMBERI MAKAN



Memberi makan orang lain adalah amal sosial yang mulia. Mengenyangkan orang lain merupakan amal yang sangat dianjurkan Islam.

“Siapa pun mukmin memberi makan mukmin yang kelaparan, pada hari Kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapa pun mukmin yang memberi pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga.” (HR Tirmizi).

Dalam hadis lain diriwayatkan bahwa orang yang gemar memberi makan orang lain disediakan baginya pintu khusus di surga yang tidak ada yang boleh memasukinya selain dirinya dan semisal dengannya (HR Thabrani).

Gemar memberi makan orang lain kelak akan memperoleh naungan pada hari perhitungan. “Tiga pekara siapa pun yang ada padanya, kelak akan dinaungi oleh Allah di bawah arsy-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu, berwudhu pada waktu cuaca dingin, mendatangi masjid meskipun gelap, dan memberi makan orang yang kelaparan.” (HR Abu Muslim al-Ashbahani).

Memberi makan orang yang kelaparan termasuk amalan yang dapat menghapus dosa-dosa, mengundang turunnya rahmat, dan menyebabkan diterimanya tobat. Mencukupkan diri dengan ritual-ritual yang bersifat individual belum cukup.

Orang yang beriman harus melengkapi dirinya dengan amal-amal sosial. Nabi SAW bersabda, “Tidak (sempurna) iman orang yang kenyang perutnya sedang tetangga sebelahnya kelaparan.” (HR al-Baihaqi).

Alangkah indahnya jika kita memahami ajaran Islam ini secara utuh. Bahwa Islam bukan ajaran individualis, melainkan ajaran yang mengedepankan distribusi kebaikan kepada orang banyak.

Orang yang beriman harus hadir membantu saudaranya yang kesulitan. Bukan semata atas dasar kemanusiaan, melainkan itulah tuntutan keimanan.

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/o3smw1301