Penerjemah

Cari

Sabtu, 02 Februari 2013

bapak penjual koran dan para pengguna jalan yang baik..


Pemandangan luar biasa terjadi beberapa saat lalu, di perempatan Baciro di bawah terik panasnya matahari. Saat bapak penjual koran dengan keterbatasan fisiknya terjatuh di tengah jalan ketika menjajakan korannya. Tanpa komando, pengendara motor dan mobil yang berada di dekat bapak penjual koran itu berusaha membantu. Bahkan di saat lampu hijau menyala, pengendara lain yang tahu kejadian itu memberi isyarat pada pengendara yang ada di belakangnya untuk tidak membunyikan klakson. Seketika, suasana menjadi hening haru tak ada bunyi klakson, hingga tanpa sadar terpaku pandang atas apa yang terjadi saat itu sampai lampu lalu lintas menyala merah kembali. Bapak penjual koran dipapah ke trotoar dan seorang pesepeda mengambilkan sepasang sandal yang tertinggal di tengah jalan milik penjual koran.
Nuansa panas terik berubah sejuk, laksana awan pun tahu dan memberi keteduhan saat itu  dengan bayangannya.

Sepenggal kisah di perempatan Baciro 12 jam yang lalu ketika matahari hampir tepat di atas kepala, penjual koran istimewa, para pengguna jalan istimewa di kota istimewa, Yogyakarta.


6 komentar:

  1. Seharusnya yayasan sosial bisa menjangkau orang-orang dengan keterbatasan kek gini, lalu merangkul dan mewadahi mereka. Mereka sudah kesulitan dengan keadaan fisiknya, seharusnya tidak terbebani lagi dengan pekerjaan. Sedih juga ya, kalo gak bisa berbuat banyak, sedangkan hati miris melihat banyak kenyataan demikian yang terjadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika negara ini benar2 menjalankan UUD 45, semua tentang lini kehidupan diatur di dalamnya, dan pastinya tak ada warga negara yang "terabaikan" seperti beliau. seperti di atur di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. dalam Pasal 28D ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan :Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. serta Pasal 34 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. jika yang tertera di dalamnya dilaksanakan dengan baik, niscaya warga Indonesia akan lebih makmur. namun apa boleh dikata, saat ini kita belum bisa mengandalkan itu. maka dari itu mari kita mulai perubahan dari kita sendiri untuk Indonesia lebih baik, pilih saya menjadi Wakil Anda.. Loh..??:p

      Hapus
  2. Keterbatasan fisik tidak membuat bapak itu menyerah dan menengadahkan tangan, meminta-minta belas kasihan. Ini sebuah teladan yang pantas kita tiru. Di sisi lain, kita tidak bisa mengandalkan organisasi atau pemerintah untuk merengkuh orang2 seperti bapak itu. Salah satu langkah kecil yg bisa kita lakukan adalah membeli koran yg dia jajakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semangat beliau memang luar biasa, pernah suatu ketika saat seseorang memberinya sejumlah uang tapi ditolaknya. si pemberi bertanya kenapa di tolak, dan si bapak menjawab karena beliau bukan peminta-minta. si bapak mau menerima jika korannya dibeli, dan si bapak pun hanya menerima uang seharga koran yang dibeli. akhirnya si pemberi tadi membeli 10 koran agar si bapak mau menerima pemberiannya. bagaimanapun juga, semangat juang tak tergantung pada fisik semata, mungkin semangat juangku yang notabene masih muda ini kalah jauh dengan beliau.. semoga beliau sehat selalu.. amiin...

      Hapus
  3. Dalam jaman spt ini, bapak itu bisa menjadi cermin bagi kita semua. Semoga beliau tetap bersemangat bekerja dan sehat. Terus menulis ya dik Ilham. I am really proud of you

    BalasHapus
  4. dan smg semangat itu
    menular padaku..:)
    makasih mbk dian, smg
    ada sedikit kbaikan dlm
    stiap tulisanku yg
    brmanfaat bg org lain..
    suatu saat mbk dian
    akan kulampaui dlm hal
    tulis menulis dan hal
    kbaikan lainny.:D
    salam bwd kluarga d
    Belanda mbk...

    BalasHapus

"suara hati yang tersurat,
terbaca makna yang tersirat.."

terimakasih telah menyempatkan waktu untuk membaca Blog saya dan jangan lupa berkomentar dalam buku tamu pojok kiri bawah atau di kotak komentar yang tersedia (bisa juga klik ikon Erlemeyer FB SMTI di bagian bawah Blog ini untuk berkomentar dengan media sosial lainnya..)
salam..:)